Tanaman melati jepang, kelas x-10
melati jepang

Identitas

Melati Jepang umumnya merujuk pada beberapa spesies tanaman hias yang memiliki kemiripan dengan melati biasa, namun dengan karakteristik yang sedikit berbeda. Salah satu yang paling umum adalah Pseuderanthemum reticulatum atau Pseuderanthemum carruthersii (Melati Jepang Merah), dan ada juga yang merujuk pada Trachelospermum jasminoides (Melati Bintang/Konfederasi Jasmine) yang memang berasal dari Asia Timur termasuk Jepang. Untuk kasus tanaman hias taman di Indonesia, seringkali merujuk pada Pseuderanthemum reticulatum. 

Ciri-ciri:

• Bentuk: Berupa semak atau pohon kecil dengan batang kecil, tinggi sekitar 0,5 - 2 meter.
• Daun: Berwarna hijau tua atau hijau muda dengan kombinasi kuning atau kadang juga hijau gelap bercampur merah pada varietas tertentu (variegata).
• Bunga: Tumbuh di sepanjang tangkai, membentuk susunan bunga-bunga kecil. Mahkota bunga bisa berwarna putih dengan bercak ungu di tengah, atau merah muda dengan bintik merah pada varietas merah. Aroma bunganya seringkali wangi. 

Asal Usul

Meskipun namanya "Melati Jepang", beberapa varietas yang populer di Indonesia (terutama Pseuderanthemum) sebenarnya tidak berasal secara eksklusif dari Jepang, melainkan dari wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daya. Namun, ada juga spesies melati lain seperti Trachelospermum jasminoides yang memang asli Asia Timur (Jepang, Korea, Tiongkok selatan, dan Vietnam). 

Manfaat

Melati Jepang memiliki beberapa manfaat:

• Tanaman Hias: Keindahan bunga dan daunnya menjadikannya pilihan populer sebagai tanaman hias di taman, halaman rumah, atau sebagai pagar hidup.
• Pembersih Udara: Mampu menyerap polutan (racun) dan CO2 di udara serta menghasilkan oksigen, membantu menyegarkan udara di sekitarnya.
• Tanaman Obat (tradisional): Secara tradisional, ramuan dari daun dan bunga Melati Jepang tertentu dapat digunakan untuk mengatasi demam, sariawan, bengkak akibat sengatan serangga, dan masalah kesehatan ringan lainnya. 

Panduan Perawatan

Merawat Melati Jepang relatif mudah:

1. Sinar Matahari: Membutuhkan banyak sinar matahari agar tumbuh optimal dan rajin berbunga. Tempatkan di lokasi yang terkena sinar matahari sepanjang hari.
2. Penyiraman: Lakukan penyiraman secara rutin, idealnya dua kali sehari (pagi dan sore), terutama saat cuaca kering.
3. Media Tanam: Gunakan media tanam yang memiliki porositas atau drainase yang baik dan kaya akan bahan organik, seperti campuran tanah, kompos, dan pasir.
4. Pemupukan: Beri pupuk secara berkala, misalnya sebulan sekali atau setiap 3 minggu sekali, untuk mendukung pertumbuhan dan pembungaan.
5. Pemangkasan: Lakukan pemangkasan secara teratur jika tanaman sudah rimbun atau banyak cabang yang tumbuh. Pemangkasan penting untuk merangsang pertumbuhan tunas baru dan menjaga bentuk tanaman. 

Video Terkait: