Daun jinten, X-12, kel. 5
Daun jinten

By User Adiwiyata 02 Okt 2025, 09:46:24 WIB Kegiatan Adiwiyata Madrasah
Daun jinten, X-12, kel. 5

Gambar : Daun jinten


1.idetentitas tanaman:nama ilmiah: Coleus amboinicus Lour.

 

Famili: Lamiaceae (suku mint)

 

Nama daerah: Daun jinten, torbangun, bangun-bangun, jawer kotok, iler

 

Morfologi: Batang berdaging, daun tebal berbulu & aromatik, bunga ungu kebiruan

 

Habitat: Daerah tropis, tumbuh di pekarangan/dataran rendah–sedang

 

Manfaat: Obat batuk, asma, masuk angin, pelancar ASI, bumbu masakan

asal usul tanaman:Diduga pertama kali tumbuh liar di Afrika, terutama daerah kering.

 

Dibawa ke India dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat serta bumbu dapur.

 

Dari India, menyebar ke Asia Tenggara melalui perdagangan dan kolonisasi.

 

Di Indonesia, tanaman ini dikenal luas dan beradaptasi baik di berbagai daerah, sehingga punya banyak nama lokal (torbangun di Sumut, iler di Jawa, dll.).

 

 

Jadi, asal utamanya kemungkinan Afrika – India, lalu menyebar secara luas ke daerah tropis.

manfaat Daun jinten:1. Kesehatan

 

Meredakan batuk, pilek, dan asma (karena mengandung minyak atsiri: karvakrol & timol).

 

Mengatasi masuk angin, sakit perut, diare ringan.

 

Mengurangi peradangan dan nyeri.

 

Membantu menurunkan demam.

 

Melancarkan ASI (terutama di Sumatera Utara, dikenal sebagai sayur torbangun untuk ibu melahirkan).

 

 

2. Kuliner

 

Daun segar digunakan sebagai bumbu masakan karena aromanya mirip oregano/mint.

 

Dipakai dalam sup, tumisan, dan sambal.

 

 

3. Lainnya

 

Tanaman hias dan tanaman pagar karena bentuk daun tebal dan beraroma khas.

 

Aromanya bisa digunakan sebagai pengusir serangga alami.

panduan perawatan tanaman:1. Media Tanam

 

Gunakan tanah gembur, subur, dan kaya bahan organik.

 

Campuran ideal: tanah taman + kompos/pupuk kandang (1:1).

 

Pastikan drainase baik agar akar tidak membusuk.

 

 

2. Penyiraman

 

Siram 1–2 kali sehari (pagi/sore) secukupnya.

 

Hindari air menggenang karena batangnya mudah busuk.

 

 

3. Cahaya Matahari

 

Butuh sinar matahari cukup (4–6 jam per hari).

 

Bisa ditanam di pot di teras/pekarangan yang terang.

 

 

4. Pemupukan

 

Berikan pupuk organik (kompos, pupuk kandang) setiap 1–2 bulan sekali.

 

Pupuk cair organik bisa ditambahkan untuk mempercepat pertumbuhan.

 

 

5. Perbanyakan

 

Mudah diperbanyak dengan stek batang.

 

Potong batang ±10–15 cm, buang sebagian daun, lalu tancapkan ke media tanam lembap.

 

 

6. Perawatan Rutin

 

Pangkas daun/tunas tua agar tanaman tetap rimbun.

 

Cek hama (ulat, kutu daun), semprot dengan larutan sabun cair atau pestisida nabati jika perlu.

 

Jika daun menguning, kurangi penyiraman dan cek kesuburan tanah.

 

 

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment